Lumajang – Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat menambah alat utama sistem
persenjataan (alutsista) baru berupa meriam Howitzer 155 mm KH-179
sebanyak 18 unit.
“Meriam ini buatan Korea tahun 2011. Termasuk baru, kami belum pernah
memakai,” kata Komandan Pusat Persenjataan Artileri Medan Brigadir
Jenderal Sonhaji, Selasa siang, 17 Maret 2015.
Meriam-meriam buatan Korea ini akan ditempatkan di tiga daerah untuk memperkuat pertahanan Indonesia. “
Enam unit meriam kami tempatkan di Berau, Kalimantan Timur; enam di Ngabang, Kalimantan Barat; dan enam di Aceh,” kata Sonhaji.
Menurut Sonhaji, TNI AD memiliki meriam dengan keunggulan
masing-masing. Howitzer 155 mm, misalnya, mempunyai daya jangkau hingga
30 kilometer karena kalibernya besar. TNI, kata dia, juga punya beberapa
jenis meriam yang dapat dipakai di segala medan.
“Tergantung lapangannya. Kalau untuk medan seperti ini (pantai
berbukit) bagusnya meriam tarik,” katanya. Howitzer sendiri, kata dia,
sangat berguna digunakan untuk latihan bersama atau latihan gabungan.
“Meriamnya di atas kendaraan, dipakai di medan yang lebih sulit, butuh
kecepatan.”
TNI Angkatan Darat menggelar uji coba meriam Howitzer siang ini di
Pantai Watu Godek, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Uji coba meriam ini dilakukan dengan menembakkan amunisi ke tiga
sasaran dengan jarak jangkau yang berbeda.
Ada dua jenis amunisi yang ditembakkan, yakni
high explosive dan
rocket assisted projectile.
Sasaran penembakan meriam adalah Dampar, yang berjarak 11 kilometer
dari lokasi penembakan; Pandan Arum (18 kilometer); serta Pandan Wangi
(30 kilometer). (
TEMPO.CO)
TNI AD Uji Coba Meriam Howitzer 155 mm Buatan Korsel
TNI AD kembali melakukan uji coba alat
utama sistem pertahanan (alutsista) di wilayah pesisir Kabupaten
Lumajang Jawa Timur. Setelah sebelumnya mengujicobakan peluru Munisi
Kaliber Besar (MKB) 105 mm, kini diujicobakan lagi Meriam Howitzer 155
mm KH-179 buatan Korea Selatan.
Ujicoba yang dilaksanakan dalam bentuk demo alutsista ini, digelar
Dirpalad TNI AD di areal pesisir Pantai Watu Godek, Kecamatan
Tempursari. Brigjend Sonhaji Komandan Pusat Artileri Medan TNI AD hadir
langsung di acara ini bersama Brigjend Basuki Abdullah Dirpalad TNI AD.
Uji coba meriam keliber besar ini pun membuat sepanjang areal pesisir
pantai selatan menjadi gegap gempita. Meriam ini berulang kali
menembakkan amunisinya menuju target sasaran, dengan suara yang
memekakkan telinga.
Brigjend Sonhaji Komandan Pusat Artileri Medan TNI AD kepada Sentral
FM mengatakan, demo uji-coba alutsista ini merupakan kegiatan dari
Dirpalad TNI AD. Dan, meriam yang diuji-cobakan merupakan alutsista
terbaru yang diberi dari Korea Selatan.
“Kalau kita (TNI AD) membeli alutsista, pasti akan diuji prima untuk
menguji presisisnya, jarak capainya. Komponen yang ada di meriam itu
sendiri, bagaimana mekaniknya, ada perubahan nggak atau ada kerusakan
tidak,” katanya.
Uji coba ini, masih kata Jenderal berbintang satu ini, dilakukan
dengan tahap pertama berjarak 11 kilometer. Dalam jarak ini, meriam
tersebut dinilai lulus uji presisi.
“Kita memberikan satu toleransi 1 persen maksimal presisinya. Setelah
diujicoba, ternyata kurang dari 1 persen sehingga lulus,” paparnya.
Sedangkan untuk uji coba tahap kedua dan ketiga, akan dilaksanakan
uji jarak dengan jarak tembak 18 kilometer dan 30 kilometer. Dengan
jarak sejauh ini, apakah amunisi yang ditembakkan dari meriam Howitser
baru ini sampai ke sasaran atau tidak.
“Dalam uji jarak ini, nyampai apa nggak dengan jarak sejauh itu.
Kalau kemudian di jarak itu amunisi melebihi dari jarak tembak yang
telah ditentukan, maka lebih bagus. Akan tetapi kalau jangkauan
tembaknya kurang dari target jarak yang telah ditentukan, maka belum
lulus,” terangnya.
Meriam Howitzer 155 mm KH-179 Buatan Korsel yang diuji-cobakan hari
ini, masih menurut Brigjend TNI Sonhaji, merupakan alutsista baru buatan
Tahun 2011. Dan sebelumnya TNI AD belum pernah mempergunakan meriam
tersebut dalam sistem persenjataannya. ?Meriam ini masih baru dan TNI
belum pernah mempergunakannya,? ujarnya.
Kelebihan dari meriam ini, ungkap Perwira Tinggi TNI AD dengan satu
bintang ini, dari sisi jarak lebih jauh dibandingkan meriam yang sudah
dimiliki. Selain itu, karena kalibernya lebih besar, maka jarak
tembaknya akan lebih jauh. Kemudian, TNI memiliki beberapa jenis meriam
yang menjadi alutsista andalannya.
“Sehingga, TNI punya banyak pilihan. Kalau meriam Howitzer 155 mm
KH-179 ini bagus untuk medan seperti di pesisir selatan Lumajang ini.
Karena meriam ini bisa ditarik. Kita juga punya meriam kaliber 155 mm
lainnya. Namun, operasionalnya gerak sendiri. Jadi, meriamnya diatas
kendaraan dan dipakai di medan yang lebih sulit dan membutuhkan
kecepatan,” paparnya.(
suarasurabaya.net)