Tiga Sukhoi jaga perbatasan timur Indonesia

Sentani, Tiga pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker sejak satu bulan ini aktif menjaga ruang udara perbatasan RI wilayah timur untuk mengantisipasi masuk secara sembarangannya pihak luar ke Indonesia.
“Operasi pengamanan ruang udara oleh Sukoi Flanker ini sudah direncanakan sejak lama oleh pimpinan, baik di wilayah utara, selatan dan timur,” kata Komandan Pangkalan Udara Jayapura Kolonel Pnb I Made Susila di Sentani, Senin.
Menurut I Made Susila, bentuk keberadaan angkatan udara diwujudkan melalui tiga pesawat Sukoi yang disiapkan di Hanggar Lanud Manuhua, Biak.
“Jika kawan-kawan dari Angkatan Darat dan pihak kepolisian mengamankan wilayah darat di perbatasan, maka Angkatan Udara ikut mengamankan kedaulatan RI melalui ruang udara dengan menghadirkan pesawat-pesawat tempur,” ujarnya.
Dia menjelaskan meskipun saat ini operasi atau patroli pengamanan ruang udara ini belum rutin dilaksanakan, namun langkah ini akan rutin dilakukan pada masa mendatang, bergantian di Biak dan Merauke serta beberapa wilayah lainnya.
“Jadi untuk satu bulan ini diparkirkan di Biak untuk menjangkau daerah utara dan timur, maka bulan-bulan ke depannya di Merauke guna mengantisipasi di daerah selatan,” katanya lagi.
Dia menambahkan saat ini yang berpatroli di ruang udara hanya dua Sukhoi, sedangkan di wilayah Jayapura tidak mendarata karena harus mengetahui keadaan dan kondisi wilayah sekitarnya.
“Tadi hanya dua pesawat yang berpatroli di udara, mereka tidak landing hanya berputar-putar untuk patroli saja,” ujarnya lagi. (ANTARA News)
Note :
Tiga pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker??? Leak atau salah tulis ya???

TNI Tempatkan 6 Meriam Howitzer di Perbatasan Malaysia

Lumajang – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menambah alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru berupa meriam Howitzer 155 mm KH-179 sebanyak 18 unit.
“Meriam ini buatan Korea tahun 2011. Termasuk baru, kami belum pernah memakai,” kata Komandan Pusat Persenjataan Artileri Medan Brigadir Jenderal Sonhaji, Selasa siang, 17 Maret 2015.
Meriam-meriam buatan Korea ini akan ditempatkan di tiga daerah untuk memperkuat pertahanan Indonesia. “Enam unit meriam kami tempatkan di Berau, Kalimantan Timur; enam di Ngabang, Kalimantan Barat; dan enam di Aceh,” kata Sonhaji.
Menurut Sonhaji, TNI AD memiliki meriam dengan keunggulan masing-masing. Howitzer 155 mm, misalnya, mempunyai daya jangkau hingga 30 kilometer karena kalibernya besar. TNI, kata dia, juga punya beberapa jenis meriam yang dapat dipakai di segala medan.
“Tergantung lapangannya. Kalau untuk medan seperti ini (pantai berbukit) bagusnya meriam tarik,” katanya. Howitzer sendiri, kata dia, sangat berguna digunakan untuk latihan bersama atau latihan gabungan. “Meriamnya di atas kendaraan, dipakai di medan yang lebih sulit, butuh kecepatan.”
TNI Angkatan Darat menggelar uji coba meriam Howitzer siang ini di Pantai Watu Godek, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Uji coba meriam ini dilakukan dengan menembakkan amunisi ke tiga sasaran dengan jarak jangkau yang berbeda.
Ada dua jenis amunisi yang ditembakkan, yakni high explosive dan rocket assisted projectile. Sasaran penembakan meriam adalah Dampar, yang berjarak 11 kilometer dari lokasi penembakan; Pandan Arum (18 kilometer); serta Pandan Wangi (30 kilometer). (TEMPO.CO)

TNI AD Uji Coba Meriam Howitzer 155 mm Buatan Korsel

TNI AD kembali melakukan uji coba alat utama sistem pertahanan (alutsista) di wilayah pesisir Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Setelah sebelumnya mengujicobakan peluru Munisi Kaliber Besar (MKB) 105 mm, kini diujicobakan lagi Meriam Howitzer 155 mm KH-179 buatan Korea Selatan.
Ujicoba yang dilaksanakan dalam bentuk demo alutsista ini, digelar Dirpalad TNI AD di areal pesisir Pantai Watu Godek, Kecamatan Tempursari. Brigjend Sonhaji Komandan Pusat Artileri Medan TNI AD hadir langsung di acara ini bersama Brigjend Basuki Abdullah Dirpalad TNI AD.
Uji coba meriam keliber besar ini pun membuat sepanjang areal pesisir pantai selatan menjadi gegap gempita. Meriam ini berulang kali menembakkan amunisinya menuju target sasaran, dengan suara yang memekakkan telinga.
Brigjend Sonhaji Komandan Pusat Artileri Medan TNI AD kepada Sentral FM mengatakan, demo uji-coba alutsista ini merupakan kegiatan dari Dirpalad TNI AD. Dan, meriam yang diuji-cobakan merupakan alutsista terbaru yang diberi dari Korea Selatan.
“Kalau kita (TNI AD) membeli alutsista, pasti akan diuji prima untuk menguji presisisnya, jarak capainya. Komponen yang ada di meriam itu sendiri, bagaimana mekaniknya, ada perubahan nggak atau ada kerusakan tidak,” katanya.
Uji coba ini, masih kata Jenderal berbintang satu ini, dilakukan dengan tahap pertama berjarak 11 kilometer. Dalam jarak ini, meriam tersebut dinilai lulus uji presisi.
“Kita memberikan satu toleransi 1 persen maksimal presisinya. Setelah diujicoba, ternyata kurang dari 1 persen sehingga lulus,” paparnya.
Sedangkan untuk uji coba tahap kedua dan ketiga, akan dilaksanakan uji jarak dengan jarak tembak 18 kilometer dan 30 kilometer. Dengan jarak sejauh ini, apakah amunisi yang ditembakkan dari meriam Howitser baru ini sampai ke sasaran atau tidak.
“Dalam uji jarak ini, nyampai apa nggak dengan jarak sejauh itu. Kalau kemudian di jarak itu amunisi melebihi dari jarak tembak yang telah ditentukan, maka lebih bagus. Akan tetapi kalau jangkauan tembaknya kurang dari target jarak yang telah ditentukan, maka belum lulus,” terangnya.
Meriam Howitzer 155 mm KH-179 Buatan Korsel yang diuji-cobakan hari ini, masih menurut Brigjend TNI Sonhaji, merupakan alutsista baru buatan Tahun 2011. Dan sebelumnya TNI AD belum pernah mempergunakan meriam tersebut dalam sistem persenjataannya. ?Meriam ini masih baru dan TNI belum pernah mempergunakannya,? ujarnya.
Kelebihan dari meriam ini, ungkap Perwira Tinggi TNI AD dengan satu bintang ini, dari sisi jarak lebih jauh dibandingkan meriam yang sudah dimiliki. Selain itu, karena kalibernya lebih besar, maka jarak tembaknya akan lebih jauh. Kemudian, TNI memiliki beberapa jenis meriam yang menjadi alutsista andalannya.
“Sehingga, TNI punya banyak pilihan. Kalau meriam Howitzer 155 mm KH-179 ini bagus untuk medan seperti di pesisir selatan Lumajang ini. Karena meriam ini bisa ditarik. Kita juga punya meriam kaliber 155 mm lainnya. Namun, operasionalnya gerak sendiri. Jadi, meriamnya diatas kendaraan dan dipakai di medan yang lebih sulit dan membutuhkan kecepatan,” paparnya.(suarasurabaya.net)

TNI dan Kemhan Sepakat Beli Pesawat Sukoi Generasi Kelima

JAKARTATNI bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepakat memilih pesawat tempur generasi kelima Sukhoi (Su-35) buatan Rusia, sebagai pengganti pesawat F-5 yang sudah tidak laik terbang.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan, keputusan pembelian pesawat tempur tersebut melalui proses yang panjang. Prosesnyawa diawali pembicaraan antara Pemerintah Indonesia dengan Rusia dan dilanjutkan antara Kemhan kedua negara tersebut.
“Itu sudah menjadi pilihan bersama antara TNI dengan Kemhan dan sudah menjadi kesepakatan,” ujar Moeldoko usai mengikuti kegiatan TNI Mendengar dengan tema Ketahanan di Bidang Energi dengan Berbagai Permasalahan dan Solusinya di Aula Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2015).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya menambahkan, pesawat tempur Su-35 menjadi pilihan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU dalam rangka memperkuat pertahanan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, pengadaan pesawat tersebut sudah melewati beberapa tahapan.
“Iya, jadi di TNI itu ada proses namanya Dewan Penentu dan Pengadaan (Wantuada) yang berada diangkatan, kemudian ada Dewan Kebijakan Penentuan Alut dan Alutsista (Wanjaktu) di Mabes TNI. Hasil Wantuada itu dikombinasikan ke Mabes TNI menjadi Wanjaktu agar menjadi interoperabilitas,” jelas Fuad.
Lanjutnya, hasil Wanjaktu kemudian TNI memilih pesawat Sukhoi-35 itulah disepakati. Tahapan berikutnya Kemhan akan menjalankan proses administrasinya.
“Proses itu (pengadaan) tinggal Menhan. Cepat lambatnya tergantung Menhan, sebab proses adminitrasinya di mereka. Kita inginnya secepat mungkin, karena F-5 sudah harus diganti,” terangnya.
Disinggung berapa jumlah pesawat tempur Su-35 akan diadakan pada tahap pertama tersebut, Fuad mengaku belum bisa menyebutkan.
“Saya enggak tahu persis jumlahnya tapi, yang jelas kita akan ganti secara bertahap dan itu sampai 2024 berakkhirnya minimum essential force (MEF) semua itu sudah hadir,” tukasnya.
SU-35 merupakan pesawat tempur terkuat buatan negeri yang dijuluki Beruang Merah. Pesawat bermesin ganda ini dianggap sebagai pesawat generasi kelima, karena kelebihan yang dimilikinya.
Pesawat turunan dari Su-27 ini mampu melakukan manuver yang tidak dimiliki pesawat tempur lainnya seperti, berhenti seketika di udara, mampu terbang cepat di ketinggian dan bisa membawa banyak rudal udara ke udara.
Pesawat dengan tempat duduk tunggal ini juga dilengkapi sistem avionik canggih dan memiliki kecepatan supersonik sekitar mach 1,5 yakni dua kali kecepatan suara dan dianggap mampu melampaui pesawat tempur siluman generasi kelima F-22 Raptor buatan Amerika Serikat. (sindonews.com)

Satu Skuadron Sukhoi Su-35 Jaga Langit Indonesia

JAKARTAPemerintah Indonesia akhirnya memutuskan membeli satu skuadron pesawat tempur buantan Rusia, Sukhoi Su-35. Pesawat tempur generasi kelima itu akan menggantikan pesawat F-5 yang dinilai sudah tidak layak terbang.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya membenarkan pesawat tempur Su-35 sudah masuk dalam rencana pembelian. Jumlah pesawat yang dibeli sebanyak 16 unit pesawat atau satu skuadron berikut persenjataannya.
“Iya benar, itu memang sudah masuk dalam rencana strategi (renstra) pembelian dan sudah sesuai dengan kebutuhan kita,” ujar Tantowi, Kamis 13 Maret 2015.
Saat disinggung anggaran yang dihabiskan untuk membeli pesawat tersebut, politikus Partai Golkar itu mengaku tidak mengetahui secara rinci.
Menurut Tantowi, pesawat tersebut akan tiba ke Indonesia secara bertahap. “Anggarannya beda dengan pembelian sebelumnya, tapi saya lupa berapa, tapi apa yang disampaikan Panglima TNI itu benar,” tegasnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui rencana pembelian Su-35. keputusan pembelian pesawat tempur tersebut melalui proses yang panjang
“Itu sudah menjadi pilihan bersama antara TNI dengan Kemhan dan sudah menjadi kesepakatan,” ujar Moeldoko usai mengikuti kegiatan TNI Mendengar dengan tema Ketahanan di Bidang Energi dengan Berbagai Permasalahan dan Solusinya di Aula Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2015). (sindonews.com)

Layer Baru Kerjasama Pertahanan Indonesia Jepang (Leaks)


 JKGR
Ada sejumlah informasi menarik yang dikisahkan Bung Kunto dalam halaman komentar beberapa artikel di JakartaGreater. Komentar Bung Kunto kami angkat menjadi artikel, karena dia pewarta (pengakuan Bung Kunto), sehingga dia banyak memiliki kesempatan untuk berbicara dan berdiskusi langsung dengan User atau Perancang Kebijakan.
Tentu informasi yang disampaikan Bung Kunto belum dikonfirmasi oleh JKGR. Sebelum munculnya komentar Bung Kunto, JKGR sempat berbincang dengan user soal rencana pengadaan pesawat Amfibi. Memang ada tiga kandidat yang dikaji yakni Be-200 Rusia, Bombardier Kanada dan ShinMaywa Jepang. Saat itu, pembelian condong mengarah ke Beriev Be-200 Altair yang bermesin jet.
Tentu pembahasan tentang kandidat pesawat amfibi TNI AU bisa terus berkembang dan kini kita dengar informasi dari Bung Kunto tentang mulai dekatnya ShinMaywa sebagai pemenangnya. Ini kabar bagus. Akan membuka hubungan militer Indonesia – Jepang, ke lapisan yang lebih dalam.
Sejumlah informasi menarik lainnya, juga disampaikan Bung Kunto, yang selama ini belum kita dengar. Komentarnya senada dengan berita yang akhir akhir ini kita dengar bahwa Indonesia Jepang sedang menyiapkan Kerjasama bidang Pertahanan.
Berikut pernyataan Bung Kunto:
Akan banyak kejutan baru dari negeri Beruang Merah, Panda dan Samurai.
Salut untuk jajar juang Kementerian Luar Negeri dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra. Bakamla akan kebanjiran hibah kapal patroli 40meter dari TNI AL karena posisinya yang kosong akan diganti Hayabusa class rasa Surabaya. Selain itu 6 pesawat Amfibi US-2 shinmewa makin mendekat karena nomad mendekati tobat.
Negara Samurai akan memberi kejutan berupa pembangunan KCR shikishima untuk TNI AL sehinga KCR 40 bisa secepatnya dialihkan ke BAKAMLA.US-2 Shinmewa juga akan mengisi arsenal sebanyak 4 unit. Bila deal ini terjadi pada November 2015, maka akan menjadi angin segar bagi TNI AL, mengigat Jepang menawarkan paket lengkap tapi hemat – semua dengan ketentuan dan syarat berlaku berupa pengamanan jalur ekonomi dan ketahanan pangan (produk maritim Indonesia) untuk negeri Sakura.


Kejutan lain adalah pembelian HQ 16 dari China pesanan Kohanudnas. Menghilangnya kapal perang destroyer KDX I dari daftar belanja dan digantikan Frigate type F 100 dari Spanyol dan ToT dari Spanyol untuk pembangunan frigate ini di PT.PAL. Kemampuannya untuk diisi rudal Yakhont yang membuatnya dipilih TNI AL (jadi kembaran dengan yang di Selatan dan semoga bukan kembar identik).
Redaksi: Baru baru ini TNI dan Kementerian Pertahanan sepakat untuk membeli pesawat jet tempur generasi 5 sebagai pengganti F-5 Tiger yang segera pensiun. Disebutkanlah, kandidatnya adalah Sukhoi SU-35. Tapi SU-35 adalah pesawat generasi 4,5. Lalu apa yang dimaksud TNI dan Kemhan, soal ingin membeli jet tempur Gen 5 ?.
Mari kita dengarkan penuturan dari Kunto:
“Informasi menarik datang dari Duta besar federasi Rusia Michael Galuzin saat pers conference invitation rontable memperingati kemenangan Rusia atas NAZI german 70 tahun yang ketika ditanya “apakah Presiden Jokowi menyetujui pembelian (baca:pengadaan) SU 35?, Duta Besar Galuzin Menyatakan:”Yang mulia Presiden ingin yang terbaru, tapi project PAK-FA belum bisa dikomperasikan keluar untuk saat ini. Indonesia harus menungu. Masalah dengan Ukraina juga mewnjadi catatan bagi kami”. Pernyataan yang sangat menarik. Seperti para pendahulunya, pernyataan setiap duta besar Rusia di Indonesia selalu menarik untuk diikuti seperti pernyataan Rusia akan berada di pihak Indonesia jika Indonesia berperang dengan Singapura.”
Thanks Kunto

Panglima TNI Terima Dubes Amerika Serikat


Jakarta- Panglima TNI Jenderal Moeldoko didampingi Asintel Panglima TNI Laksda Amri Husaini, Kapuspen TNI Mayjen M. Fuad Basya, Kapuskersin TNI Laksma TNI Suselo dan Staf Khusus Panglima TNI Marsma TNI (Purn) Prayitno menerima kunjungan Dubes Amerika Robert O. Blake beserta Staf, bertempat di ruang tamu Panglima TNI Jl. Merdeka Barat No. 2 Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015).
Kunjungan ini membahas peningkatan kerjasama militer kedua negara yang selama ini telah berjalan dengan baik. (Puspen TNI).

Pakai baju ala Polwan tapi seksi, SPG otomotif diperiksa Polisi

SPG pakai baju polisi. ©twitter.com/Marlin_Sapos
 Merdeka.com - Dua Sales Promotion Girl (SPG) mobil di Samarinda yang mengenakan baju polwan dengan seksi harus berurusan dengan polisi. Mereka dinilai telah melecehkan institusi Bhayangkara dengan berpakaian seksi yang memperlihatkan pusar.

"Itu pelecehan terhadap institusi polri," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Timur, Kombes Pol A Wisnu, saat dihubungi merdeka.com, Kamis (5/3).

Wisnu mengatakan, atas pelecehan tersebut dua SPG cantik lengkap dengan para penyelenggara kini dalam proses pemeriksaan kepolisian. Pihak kepolisian pun akan minta keterangan terkait asal baju yang mereka peroleh.

"Ada 8 orang yang diperiksa. 2 Di antaranya SPG," ungkapnya.

Menurutnya, dua SPG tersebut bisa dikenakan pasal 228, pasal 207 dan asal 310 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara 2 tahun. "Ancaman hukuman 2 tahun terkait pelecehan terhadap institusi," ujar Wisnu.

Sebelumnya, beredar foto SPG cantik yang mengenakan baju polwan seksi memperlihatkan pusar dalam sebuah pameran mobil. Hal itu terjadi di salah satu mal di Samarinda dan akhirnya berujung di kepolisian.